Super hibrida BISI 18 menjadi varietas jagung teranyar yang diluncurkan oleh PT. BISI, salah satu produsen benih tanaman pangan dan hortikultura terbesar di Indonesia. Jagung ini dilepas dengan mengandalkan sisi produktivitasnya yang tinggi dan ketahanannya dari serangan hama penyakit, terutama penyakit bulai, karat daun, dan hawar daun.
“Keunggulan BISI 18 terletak pada produktivitasnya yang tinggi dan juga tahan hama,” ujar Jemmy Eka Putra, Presiden Direktur PT. BISI. Tingginya produktivitas jagung ini utamanya ditopang oleh tingkat keseragaman tongkolnya yang tinggi, baik itu dari sisi ukuran maupun letaknya. Menurut Doddy Wiratmoko, Market Development Corn Seed Manager PT. BISI, jagung yang memiliki ukuran tongkol seragam akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibanding varietas yang tidak seragam.
Hal itu dibuktikan dari hasil riset yang dilakukan oleh tim riset dan pengembangan tanaman jagung PT. BISI yang berpusat di Kediri, Jawa Timur. Dari sekian banyak varietas yang diuji bersama, hasil panen BISI 18 ternyata paling tinggi, yang lebih banyak ditentukan oleh tingkat keseragaman tongkolnya.
Petani pun turut merasakan keunggulan jagung ini. Seperti Shobirin dari Desa Jati, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Lampung. Petani 47 tahun ini mengaku sangat puas dengan hasil yang diperolehnya dari menanam jagung BISI 18. Dari lahan satu hektar, ia bisa mendapat hasil hingga 12,5 ton pipil kering panen.
Shobirin mengatakan, keberadaan BISI 18 bisa menjadi harapan baru bagi petani seperti dirinya. Pasalnya, selain mampu berproduksi tinggi, kualitas biji jagungnya juga bagus untuk dijadikan sebagai bahan baku ternak. Hal itu bisa dilihat dari harga jual jagung pipilnya yang dihargai lebih mahal dibanding jagung lain. Saat harga jual jagung rata-rata di daerahnya sekitar Rp. 1.300 per kilogram, jagung BISI 18 milik Shobirin dihargai Rp. 2.000 per kilogram.
Menurut M. Haris Sukamto, MD Corn Seed PT. BISI Area Sumatera Bagian Selatan, tingginya harga jual jagung pipil BISI 18 tersebut lantaran kadar air saat panen (105 HST) sudah cukup rendah, yaitu sekitar 22 – 24%. Sehingga dengan dijemur beberapa hari saja sudah bisa memenuhi standar kadar air yang ditetapkan pabrik pakan ternak.
Selain itu, lanjut Haris, bentuk bijinya yang semi mutiara dengan warna oranye kekuningan juga menjadi daya tarik lainnya. Didukung ukuran janggel yang kecil, menjadikan rendemen jagung ini cukup tinggi, yakni mencapai 84 – 86% dari berat gelondong. Sehingga tidak mengherankan apabila hasil yang bisa diperoleh para petani lebih banyak.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung BISI 18 menurut Haris juga lebih bagus dibanding jagung lain. Hal itu bisa dilihat dari keseragaman tanaman dan juga letak tongkolnya yang relatif sama. “Selain lebih enak dilihat, hasilnya juga bisa lebih tinggi,” ujarnya.
“Untuk tingkat kemudahan saat petik panen, BISI 18 cukup memenuhi harapan para petani. maksudnya, BISI 18 termasuk jagung yang sangat mudah untuk dipetik saat panen. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk tenaga petik,” ujar Sholihin.
Sumber : http://jagungbisi.com/mengail-untung-dari-keseragaman-bisi-18/
0 komentar:
Posting Komentar